“DANU DAN ALAT
PANCINGNYA”
Sang fajar mulai menampakkan
cahaya yang terang benderang, dengan cahayanya yang silau, keindahan menjulang
dari tampak kejauhan. Aku tertarik melihat salah satu rumah yang begitu memprihatinkan.
Yang teletak antara sawah dan jalan setapak. Saat aku mendekatinnya, tenyata
ada 2 orang yang menempati rumah tersebut.
Danu, yang bernama lengkap
Sardanu dan adiknya yang baru duduk di bangku sekolah dasar kelas 4, yang
bernama lengkap Safira putri. Memang di bilang sasa gadis yang cantik, dan baik
hati. Mereka hanya tinggal berdua di rumah peninggalan orangnya, yang satu
tahun silam telah di panggil sang pencipta. Sejak kejadian itu mereka hanya
tinggal berdua di rumah tersebut.
Danu, kakak dari sasa
memiliki sifat yang bijaksana kepada adiknya, dan ia begitu sayang dengan adik
sematawayangnya itu. Sejak orang tuanya meninggal, Danu yang harus menjadi
tulang punggung keluarganya. Beruntung Danu orangnya tak pantang menyerah dan
selalu bersyukur kepada tuhan. Setiap sang fajar mulai melihatkan cahayanya,
Danu dengan senang hati memulai aktivitasnya bekerja sebagai tukang pemulung. Ia
setiap pagi mempersiapkan apa yang akan dibawa, sebelum mencari barang-barang
bekas yang akan di jual ke pengepul. Sedangkan Sasa mulai mandi dan
mempersiapkan barang-barang yang akan
dibawa ke sekolah, dan siap-siap untuk berangkat ke sekolah dan tak lupa
pamitan kepada Danu kakaknya. Sekolah Sasa, memang tak terlalu jauh dari
rumahnya tersebut. Hanya perlu waktu 10 menit untuk menempuh jalan sampai ke
sekolah. Sasa berangkat ke sekolah menggunakan sepatu yang kusam dan baju putih
yang kusam tetapi Sasa tetap bersemangat demi menuntun ilmu pengetahuan di
sekolah dan mengapai cita-citanya yang ingin menjadi seorang dokter, sangat
sungguh mulia cita-citanya tersebut.
Saat itu matahari mulai
berada di tengah-tengah langit, yang terasa panas dan gerah. Yang disudut sana
Danu, yang sedang memulung barang-barang bekas di dekat sungai. Sungai tempat
ia memulung bernama sungai “Keberutungan”, entah darimana mendapat nama itu.
Warga sekitar dekat sungai menyakini sungai itu dapat member keberuntungan
kepada orang-orang yang memiliki hati yang mulia. Pada saat itu, Danu tak
sengaja melihat seorang kakek tua yang sedang memancing di tepi sungao, dengan
sendirian tanpa ada yang menemani kakek tua tersebut.
Tiba-tiba alat pancing sang
kakek bergerak, pancingan kakek tua itu, umpannya termakan ikan. Dengan kuatnya
ikan itu bergerak kabur agar tidak tertangkap dari pengail pancingan itu.
Dengan segera, Danu membantu kakek tua karena, hampir saja akan terjatuh ke
sungai yang airnya sedikit mengkeruh. Tetapi untungnya bias terselamatkan
berkat Danu.
Kakek tua yang bertopi
berwana biru tua itu beruntung, selamat dan tidak apa-apa. Dan di ambilkanlah
satu buah alat pancing, yang langsung diberikan kepada Danu, karena telah
menolong sang kakek.
“Danu : “Maaf kek, saya menolong ikhlas, tidak apa-apa kakek ambil kembali alat pancing ini”
“Kakek : “Tidak apa-apa cu, di ambil saja” (Sambil menyodorkan alat pancing itu
dengan memaksa)”
“Danu : “Janganlah kek, pasti alat
pancing ini kakek masih perlukan”
“Kakek : “ Ambil saja cu, siapa tau cucu lebih bermanfaat” “(Sambil
memaksa kembali)”
Karena paksaan sang kakek
akhirnya Danu mengambil alat pancing tersebut dengan senang hati, dan tak lupa
mengucapkan terimakasih kepada kakek itu.
Matahari, mulai terbenam dari
arah barat. Keringat dan rasa capek, telah dirasakan Danu, walaupun begitu Danu
tetap bersyukur dan bersemangat, dengan rejeki yang telah diberi sang pencipta.
Uang hasil memulung memang tidak banyak, hanya cukup untuk membeli nasi bungkus
berdua dengan adiknya di rumah.
Di perjalanan, danu
menyempatkan diri mampir ke warung nasi Bu’Niah, untuk membeli 2 bungkus nasi,
yang akan menjadi santapan makan malamnya berdua dengan adiknya Sasa. Nasi
sudah ia beli, Danu terus berjalan hingga sampai rumah, dengan membawa nasi
yang dibelinya tadi, karung kosong, dan alat pancing yang diberikan kakek itu,
di tengah-tengah jalan, dengan matahari yang pelan-pelan mulai terbenam, dan
langitpun begitu indah dengan warna cahaya orange, yang menyelimuti langit biru
itu, yang sebentar lagi menjadi malam.
Sesampainya Danu dirumah,
Sasa adik kecilnya itu sudah menunggu di depan rumah dengan kursi yang
sederhana.
“Sasa : “Assalamwaikum kakak, (salam tangan Danu), sasa ambilkan minum iya kak”
“Danu : “Iya, dik Walaikumsalam, boleh juga Sasa ambilkan kakak segelas air putih”
“Sasa : “Ini kak air minumnya (sambil menyerahkan air tersebut)”
“Sasa : “kakak ini alat pancing siapa? Bagus sekali kak?”
“Danu : “ ohh... alat pancing ini? (sambil menunjuk) ini alat pancing
kakak yang punya tadi, kakak menolong seorang
kakek yang hamper terjatuh kesungai dan akhirnya
kakak di beri alat pancing ini”
“Sasa : “asikk dong kak, kapan-kapan ajak-ajak Sasa memancing iya kak.”
“Danu : “Iya, dik pasti kakak ajak Sasa pergi, tapi kakak masih sibuk kapan-kapan kakak ada waktu iya
sayang”
Pembicaraan soal alat pancing
itu terhenti. Danu pun menyuruh adiknya masuk, untuk mempersiapkan makan
malamnya. Tetapi sebelum itu, Danu membersihkan badannya yang sangat kotor dan
bau karena habis memulung tadi siang. Setelah itu, mereka berdua duduk di lantai
yang hanya beralas tikar duduk berdua, dan makan malam bersama walaupun hanya
nasi bungkus dan air putih. Itu pun lebih dari cukup kata hati Danu, karena ia
masih bisa menikmati makan malam bersama adiknya.
Waktu, tidak terasa sudah
malam jam berdetak telah menunjukan pukul 21.00 WITA. Malam hari, di rumah Danu
terasa dingin, gelap walapun sudah ada alat penerang lampu temple tetapi masih
gelap, dan teriring suara jangkring yang begitu peka. Danu dan Sasa tertidur
lelap karena lelah dan letih telah beraktivitas, dari pagi hingga sore. Dan
menunggu waktu pagi hari lagi.
Ayam mulai berkokok, sang
fajar yang tadinya bersembunyi sekarang mulai memperlihatkan cahaya yang terang
itu, di tambah kicauan burung yang indah, embun-embun dedaunan yang begitu
menyegarkan Danu menyiapkan barang-barang yang akan dibawa sebelum memulung,
dan Sasa menyiapkan tas dan alat tulis sebelum berangkat ke sekolah. Tetapi,
Danu tergelak melihat kalender.
“Danu : “Ohhh... sekarang tanggal 17 oktober iya?”
“Sasa : “Iya kak, masak kakak tanggal-tanggal lupa sih, gara-gara sibuk
sih kak?” (sambil meledek kakaknya Danu)”
“Danu : “(sambil berfikir) ehh... iya lagi 3 hari kan Ultahnya Sasa?
Aduuh uang ku akhir-akhir ini lagi krisis lagi, kasian Sasa jarang-jarang di beri kejutan”
(Berkata dalam hati)”
“Sasa : “Kakak kok bengong, hayoo... (Sasa meledek lagi)”
“Danu : “Sasa ni nakal, iya. Sudah sana berangkat sekolah.”
“Sasa : “iya kak, Sasa berangkat Assalamwailaikum”
“Danu : “Waalaikumsalam hati-hati dik”
Danu, cepat-cepat pergi untuk
memulung karena waktu, takut akan kesiangan. Danu di perjalanan terus berfikir
tentang ulangtahun adiknya yang tak lama lagi, ia bingung karena tidak memiliki
uang yang lebih untuk memberi hadiah kepada adiknya tersebut.
Jam 12.30 WITA, bel sekolah
telah berbunyi. Sasa akhirnya pulang sekolah, tiba-tiba ia di sapa oleh salah
satu teman sekelasnya yang bernama Anissa. Anissa yang sering di panggil Anis,
memberitahu bahwa 3 hari lagi Sasa akan berulangtahun. Yang tadinya Sasa lupa
akan ulangtahunnya, tetapi dia ingat karena Anisa mengingatkan Sasa. Sasa menjadi
ingin sekali diberi hadiah oleh kakaknya Danu. Anisa dan Sasa pun pulang ke
rumah masing-masing. Sasa masih memikirkan tentang ulantahunnya yang sebentar
lagi yang akan menginjak 10 tahun.
Saat memulung Danu tidak
sengaja melewati toko Kue, ia melihat kue tart dari kaca pintu toko kue
tersebut. Danu ingin sekali pada saat ulangtahun Sasa ia memberikan satu kue
tart kepada Sasa adik tersayangnya itu.
Pagi sudah berganti malam,
dan begitu seterusnya. Tidak terasa Pagi hari ini tanggal 20 Oktober, dimana hari
ini adalah hari ulngtahun Sasa. Seperti biasa Sasa siap-siap untuk berangkat
sekolah dan Danu bersiap-siap untuk memulung. Sasa, terdiam ia berfikir kenapa
kakaknya Danu tidak memberikan selamat ulangtahun kepadanya? Dengan sedih,
tetapi sedihnya itu disembunyikan, pamit dan berangkat kesekolah dan tak lupa
salam kepada kakaknya tersebut. Danu hanya tersenyum, sepertinya Danu memiliki
ide? Ide itu ia dapatkan 1 hari sebelum ulantahun Sasa. Beruntung saja, idenya
untuk memberi hadiah kejutan kepada adiknya tidak memakan biaya yang mahal.
Waktu sudah menunjukan pukul
15.00 Wita Danu sudah selesai memulung dan Danu pun sudah menyiapi, apa saja
hadiah yang akan diberi kepada adiknya. Ia, menjemput adiknya dirumha.
Sesampainya di rumah Danu, mengajak Sasa pergi ke Sungai dan tak lupa mengambil
alat pancingnya yang digantung di tembok rumahnya. Sasa, merasa bingung dengan
kakaknya tetapi Sasa tak pernah membantah. Akhirnya Sasa samapai, di sungai
keberuntungan, yang pernah seorang kakek tua memancing disana. Mata Sasa di
tutup oleh sang kakak Danu ternyata disana sudah, di siapkan lilin-lilin kecil
yang di nyalakan di tepi sungai dengan suasana sore langit yang begitu indah. Dan
dibuka matanya Sasa, Sasa pun terkejut ternyata kakaknya sudah mempersiapkan
hadiah kejutan kepadanya walaupun hanya memancing berdua, tetapi Sasa pernah
mengatakan bahwa ia ingin pergi memancing berdua kepada kakaknya tersebut.
Danu tak lupa menyanyika lagu
“HAPPY BIRTHDAY” kepada Sasa adiknya tersayang. Sasa sangat bahagia, ia mengira
bahwa kakaknya akan lupa dengan hari ulangtahunnya yang menginjak 10 tahun. Dan
mereka berdua, memancing. Lumayan mereka mendapatkan ikan dan langsung membakar
ikan tersebut ditepi sungai dan memakannya bersama.
Sasa merasa sangat bahagia bisa
berkumpul bersama kakaknya walaupun ayah dan ibunya tiada. Ia pun
berterimakasih kepada Danu kakaknya ia akan berjanji, akan sayang kepada
kakaknya, begitu pula dengan Danu akan menjaga dan menyayangi adiknya walapun
susah dan senang, dan tak lupa bersyukur kepada tuhan. Lalu Sasa pun tersenyum
dengan apa yang telah ia dapatkan, dengan tidak menyangka akan sebahagia ini.
TAMAT.
INFO KODEK :
Cerpen ini terinspirasi, dengan teman aku yang bernama DANU ADEKITA FITRAH, ndak tau kenapa iseng aja, buat nyelesaiin tugas bahasa indonesia saya. soalnya bingung mau pake nama apa? iya nama DANU aku pilih dia menarik dan simple hehehe.... ingin info lebih lanjut FOLLOW @lasmi_purwanti dan si danu @danu_fitrah teimakasih sudah membaca.....
ingin cerpen terbaru tunggu aku Upload lagi :D